Terlintas dalam hiruk pikuknya suasana
kedamaian, segores ujung pedang singa padang pasir membuat derasnya
aliran sang pemberani dalam sebuah legenda, istilah dari ketegaran dan
keperkasaan berjuta-juta jasad yang hidup dalam kematian, penerang
langkah perjalanan hidup abadi. Pedih, perih, bahkan tulang belakang
seakan tidak mau lagi menyangga beban yang dikandungnya. Apakah
senyuman burung-burung kenari yang bertengger dibawah lutut dan kaki
pemangsa beringas tidak membawa sebuah arti??? Itulah yang terselip
dalam carut marutnya syaraf yang begitu teratur, seakan satu dari
sekian banyak kebenaran dilontarkan oleh satu saja makhluk sholeh
ciptaan-Nya, sang pujaan setiap insan yang mengerti akan indahnya
keindahan dibalik sebuah benda dimanapun tempatnya. Tapi apakah lilin
mampu menerangi kegelapan dalam mata hatinya??? Sedikit saja tidak
akan ada cahaya terang menampakkan sebuah keindahan dalam pandangan
realita yang setia bersama impian-impian dalam lamunannya. Hanya
setitik dalam jutaan bahkan lebih bintang-bintang dalam ukuran mili
meter bahkan tidak terhingga banyakknya. Hembusan udara penambah
syahdu keindahan takkan menggetarkan gugusan bintang dan gunung-gunung
yang menancap dalam dirinya, sebagai tonggak pertahanan daging hitam
pekat dalam jasadnya yang masih berusaha mempertahankan kekuatan
binatang-binatang indah tapi pemangsa mematikan. Tumbuh-tumbuhan
berwarna-warni tapi hanya hitam putih, seperti halnya bunga sepatu
merah warnanya, bunga bogenfil ada merah, ada putih, kuning namun hanya
hitam putih. Benar apa kata kelelawar bahwa aku adalah secuil bahkan
debu sekalipun tak layak untuk menggambarkanku, tak layak juga q
pergunakan sdikitnya kemampuanku untuk menyakiti kaum yang lemah,
padahal aku diberi banyak dari sekian banyaknya kekuatan hati pada
jasad manusia unggulan, aku bisa menguasai gelapnya malam, aku bisa
menaklukkan serangga-serangga dan buah-buahan yang seolah sudah tercipta
khusus buatku sebagai penambah energi dalam relung-relungnya
kegelapan. Benar juga apa kata semut-semut hitam dalam kegelapan dan
tempat-tempat yang hitam pekat, dia mungkin hanya melihatku jika ada
cahaya lilin yang selalu dia jaga dalam tidurnya, dalam duduknya, dalam
berdirinya dalam berbaringnya, dan juga dalam berjalannya. Tapi
sedikit kelemahan sifat dari kelelawar disiang hari yang lupa dimana
singgahnya saat akan mengakhiri perburuannya maka partikel-partikel
cahaya akan semakin redam dan akhirnya hanya akan terjerumus dalam
jurang yang penuh dengan duri, binatang buas, atau tangan-tangan
kejahatan justru akan hadir menghampirinya dengan semangat halilintar
jika dia salah waktu dalam melakukan tugasnya.
Kabut bukanlah sebuah penghalang, malam bukanlah kegelapan dan
tidak menutup kemungkinan ada kebenaran dari ucapan ikan-ikan kecil
yang berenang dengan damai dan tenang, mereka semua bernyanyi tentang
keagungan, mereka menari memperlihatkan tentang kekuasaan sang
penguasa dan dalam basah kuyupnya dalam setiap detiknya ada kebenaran
tentang keindahan yang benar-benar indah jika menyadarinya. Mereka
berucap bahwa siang bukanlah malam yang gelap gulita, sehingga
mengganggu perjalanannya.....!!! Apa yang dia fikirkan dalam atom-atom
berserakan dikepala indahnya itu....???Dia akan menyerukan dan
berteriak dengan sekeras-kerasnya saat lembaran-lembaran kalimat
cinta, dan hamparan surat-surat cinta yang abadi hanya dikatakan
indah. Duri menjadi tidak sabar, pedang menjadi lemah dibakar oleh
pemilik api kemungkaran, karena pedang selalu berusaha berontak untuk
menebas batang-batang punya kelebihan tapi malas dan tidak tahu akan
kekuatan yang ada. Suara tawanya menggelegar bak bom atom yang meluluh
lantahkan nagasaki dan hirosima, serabut akar yang menguatkan kokohnya
batang-batang pencakar langit tidak tergoyahkan oleh
hembusan-hembusan bayu siang dan malam, riak gelombangnya menggunung
tinggi beratus-ratus meter mengalahkan jutaan bahkan lebih makhluk
setia dan durjana pembawa petaka kedamaian sejati, pengap, penat dan
kerasnya hati mengejutkan tidur panjangnya dalam kelam dan sepi serta
hambarnya bumbu-bumbu formula pembangkit kesadaran dan keabadian yang
nyata.
Bahasa isyarat_nya telah terhampar dengan jelas, memamerkan
keindahan distiap moment dan kesempatan yang ada...Akankah keindahan
itu juga dapat kumiliki dan kunikmati indahnya keindahan
tersebut....??? Ya ucap kelelawar, bunga-bunga, semut-semut dan
ikan-ikan kecil yang sedang berenang...dan semoga saja itu adalah
harapanku yang tiada pernah punah untuk menikmati indahnya keindahan
hidup.
By Danu
0 komentar:
Posting Komentar