div>

Selasa, 04 November 2014

Stratifikasi Sosial dalam Strata Ekonomi



   A.    Pengertian stratifikasi sosial
Istilah stratifikasi atau stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM  yang berati LAPISAN. Karena itu social stratification sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya. Dikatakan berada dalam suatu lapisan atau stratum.
Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” diantara masyarakat kota dan desa:
  1. Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan,ekonomi, atau sosial politik lebih banyak terdapat sistem pelapisannya dibanding dengan didesa.
  2. Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar, sedangkan pada masyarakat kota jarak antara klas eksterm yang kaya dan yang miskin cukup besar. Didaerah pendesaan tingkatan nya hanya kaya dan miskin saja.
  3. Pada umumnya masyarakat pendesaan cenderung berada pada kelas menengah menurut ukuran desa, sebab orang kaya dan miskin sering berpindah ke kota, perpindahan orang miskin ini disebabkan tidak menpunyai tanah, dan mencari pekerjaan ke kota, atau ikut transmigrasi.
    4.      Ketentuan kasta dan contoh-contoh perilaku yang dibutuhkan sistem kasta tidak banyak terdapat,tapi di Indonesia khususnya di bali, masyarakat terbagi atas empat lapisan  yaitu brahmana, satria, vesin, dan sudra.

Dalam stratifikasi sosial terdapat tiga kelas sosial, yaitu :
  1. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class),
  2. Masyarakat yang terdiri kelas menengah (middle class)
  3. Masyarakat kelas bawah (lower class).
Dalam kehidupan masyarakat terdapat kriteria yang dipakai untuk menggolongkan orang dalam pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
  1. Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak, ia akan menempati pelapisan di atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, dan seterusnya
  2. Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan social masyarakat yang bersangkutan.
  3. Ukuran kehormatan, orang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas dalam sistem pelapisan sosial. Misalnya, orangtua atau orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya.
  4. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari
  • Biasanya orang-orang kelas atas menggunakan busana dan aksesoris lain, seperti sepatu, tas, jam tangan yang bermerek dan dari luar negeri. Sedangkan mereka yang termasuk strata sosial menengah ke bawah, lebih memilih menggunakan barang-barang produksi dalam negeri.
  • Pada umumya masyarakat kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah serta lebih menyukai tinggal di kawasan elite dan apartemen mewah yang dilengkapi dengan fasilitas modern. Sedangkan masyarakat yang tergolong strata menengah lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga yang tinggal di rumah susun.
  • Mereka yang termasuk dalam golongan strata atas memiliki gaya berbicara yang beradaptasi dengan istilah-istilah asing serta penuh dengan kesopanan. Sedangkan orang-orang yang berada dalam strata bawah terkadang suka berbicara yang tidak terlalu memperhatikan etika.
  • Umumnya masyarakat strata atas memilih memasukkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun universitas-universitas yang berkualitas tinggi termasuk sekolah di luar negeri. Sedangkan bagi masyarakat yang menduduki pelapisan bawah lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah dalam negeri.
  • Biasanya orang-orang yang berada dalam strata atas memilih olahraga yang ekslusif seperti golf, balap mobil, serta menyalurkan hobi, seperti main piano,main biola, menonton orkestra, dan sebagainya dan  berekreasi pun mereka lebih memilih berekreasi ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Sedangkan, bagi masyarakat yang tergolong strata bawah, lebih memilih hobi dan berekreasi yang tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, seperti bermain sepak bola, dan berekreasi ke tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
       B.     TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
  • Terjadi dengan sendirinya
Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau pelapisan adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena kepandaian yang lebih, atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang memiliki bakat seni atau sakti.
  • Terjadi dengan sengaja
      Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama, dapat kita lihat misalnya didalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, dll

Berikut ini dampak stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat:
       1.      Eklusivitas
Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan juga kebiasaan mereka yang sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain.Hal ini sering membatasi pergaulan di antara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
       2.      Etnosentrisme
Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri, dapat terjadi dalam stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi sosial atas akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi sosial rendah.
 
Contoh dalam Strata ekonomi
Seseorang yang memiliki kekayaan yang banyak dengan gaya hidup yang berlimpah cenderung menganggap rendah orang yang mempunyai ekonomi miskin. Orang yang memiliki segalanya biasanya jarang mau bergaul dengan orang yang menurut dia tidak sepadan. Dan mereka biasanya tidak pernah puas dengan apa yang dia dapat. Sedangkan orang yang mempunyai ekonomi rendah dianggap tidak bermartabat karena pendidikannya yang rendah, rumah yang kumuh,dan lain-lain. Dan pergaulan pun orang yang mempunyai ekonomi rendah hanya bergaul dengan yang setara dengannya tidak berani dengan yang lebih tinggi, dia mensyukuri segala yang dia punya dan rela untuk melakukan apa saja untuk menghidupi keluarganya bahkan melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh orang yang mempunyai kehidupan berkecukupan.

Daftar Pustaka

0 komentar:

Posting Komentar